Perbedaan Tes Buta Warna di Klinik Mata dan Umum
Perbedaan Tes Buta Warna di Klinik Mata dan Umum

Apakah tes buta warna harus dilakukan di Klinik Mata? Apakah harus Dokter Mata yang melakukan tes buta warna ini? Banyak sekali pertanyaan yang masuk ke redaksional Dokter Mata tentang hal ini. Faktanya, tes buta warna dapat dilakukan di berbagai klinik umum, klinik mata atau poli mata dalam RS. Namun apa perbedaanya? Dokter Mata akan mengulas perbedaan tes buta warna di klinik mata dan klinik umum. Ulasan ini bersifat obyektif dari pengamatan Dokter Mata di berbagai lokasi dengan berbagai layanan.

Sebelumnya, lebih baik kita mengenal terlebih dahulu terkait buta warna dan juga tes buta warna.

Pengertian Buta Warna

Color Blind atau Buta warna adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan atau tidak mampu membedakan warna dengan cara yang biasa. Orang yang mengalami buta warna, yang juga dikenal sebagai daltonisme, memiliki gangguan dalam melihat atau membedakan warna tertentu atau semua warna. Hal ini dikarenakan sel-sel pada Retina tidak mampu merespon warna dengan seharusnya. Sehingga, sel-sel kerucut di dalam Retina mata mengalami pelemahan atau kerusakan permanen.

Fakta-fakta penderita buta warna

Ada beberapa fakta terkait penderita buta warna yang harus Anda ketahui. Mungkin sebagin dari fakta di bawah ini justru baru Anda ketahui dari ulasan Dokter Mata ini:

1. Penderita buta warna tidak dapat membedakan warna hijau dan merah, atau warna lain.

2. Terdapat beberapa tipe buta warna

3. Tipe pertama (protan), penderita tidak dapat membedakan warna hijau

4. Tipe kedua (deutan), penderita tidak dapat membedakan warna merah. Tipe deutan ini paling sering terjadi di masyarakat.

5. Buta warna dapat juga ditemukan pada penyakit makula, saraf optik, dan kelainan retina.

6. Merupakan penyakit keturunan yang dominan atau didominasi para pria.

7. Penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna.

Jenis Buta Warna

Perlu diketahui, bahwasanya buta warna memliki jenis-jenis yang tak banyak diketahui. Sebagian besar orang beranggapan, bila buta warna adalah tidak dapat membedakan warna. Namun, membedakan warna yang seperti apa? Ini yang banyak belum diketahui.

Bila Anda atau keluarga mengalami buta warna, maka Anda perlu memastikan jenis buta warna apa yang sedang diderita. Setidaknya, ada 3 jenis buta warna yang bisa Anda bedakan dengan mudah:

1. Trikromatik

Dapat melihat berbagai warna, tetapi dengan interpretasi berbeda dari normal.

2. Dikromatik

Penderita buta warna Dikromatik, sulit membedakan warna tertentu.

3. Monokromatik

Buta warna jenis inilah yangbanyak dimengerti masyarakat. Dimana penderitanya tidak bisa mengenali warna sama sekali atau buta warna total

Jenis Tes Buta Warna

Hal yang sering dokter mata sayangkan adalah, penderita buta warna baru melakukan pemeriksaan ketika ada kebutuhan administratif seperti, kebutuhan surat keterangan untuk keperluan profesi atau sekolah.

Padahal, bila tes ini dilakukan semenjak kecil atau ditemukan lebih dini, maka penderitanya bisa terbantu dengan berbagai terapi atau alat bantu yang direkomendasikan oleh dokter spesialis mata. Karena itu, baiknya Anda melakukan pemeriksaan atau tes buta warna sedini mungkin.

Karena bagaimanapun deteksi penyakit lebih dini adalah solusi terbaik dalam pencegahan atau terapi untuk hasil terbaik. Setidaknya, kualitas hidup penderita buta warna dapat ditingkatkan lebih awal.

Perlu diketahui, ada beberapa jenis tes buta warna yang diberikan, untuk memastikan bahwa pasien yang diperiksa adalah pasien dengan penglihatan normal atau justru buta warna.

1. Tes Ishihara : Sebagian besar masyarakat tentu mengenal jenis tes buta warna satu ini. Tes Ishihara adalah tes yang paling umum digunakan untuk memeriksa buta warna. Biasanya Anda akan membuthkannya ketika melengkapi persyaratan administrative seperti pembuatan SIM, dan sejenisnya. Tes ini menggunakan lingkaran yang terdiri dari banyak titik dengan warna dan ukuran berbeda. Beberapa titik akan membentuk angka atau gambar tertentu. Tes ini hanya bisa mendeteksi buta warna merah-hijau.

2. Tes warna Cambridge

3. Tes jenis ini menggunakan layar computer dengan gambar yang menyerupai tes ishihara. Mereka diminta untuk mengidentifikasi huruf “C” dengan warna berbeda dari sekitarnya.

4. Tes penyusunan

5. Pasien diminta untuk menyusun objek berdasarkan gradasi warna yang minimalis Contohnya, pasien diminta atau mendapat instruksi untuk menyusun balok dari gradasi warna biru tua-biru-biru muda.

6. Anomaloscope

7. Melalui lensa dari alat menyerupai mikroskop, pasien diminta untuk melihat lingkaran yang terbagi menjadi dua warna, setengah kuning terang, setengahnya lagi merah dan hijau. Pasien akan menekan tombol pada alat ini hingga seluruh warna dalam lingkaran berubah menjadi warna yang sama.

8. Tes Farnsworth-Munsell

9. Tes buta warna Farnsworth-Munsell ini menggunakan banyak lingkaran dengan berbagai gradasi dari warna yang sama. Melalui tes ini, dapat diketahui apakah pasien dapat membedakan perubahan warna yang sangat tipis.


Perbedaan Tes Buta Warna di Klinik Mata & Umum

Beberapa pasien menayakan, apa yang berbeda ketika melakukan tes buta warna di Klinik Mata dengan klinik umum? Hal ini tentu saja berbeda. Setiap klinik memiliki keunggulannya sendiri-sendiir. Hal ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Anda harus mempertimbangkan, untuk apa Anda melakukan pemeriksaan buta warna? Pastikan hal ini sesuai dengan prioritas ini:

– Kesehatan & solusi
– Biaya
– Lokasi
– Fasilitas

atau faktor prioritas lainnya? Berikut ulasan Dokter Mata terkait perbandingan pemeriksaan di Klinik Mata dengan klinik umum

Fasilitas

Fasilitas yang dimaksud Dokter Mata kali ini adalah apa saj ayang bisa Anda dapatkan? Bukan fasilitas atau layanan di masing-masing klinik. Inilah perbedaan fasilitas yang akan Anda dapatkan ketika memilih melakukan tes buta warna.

Tes Buta Warna di Klinik Mata

– Mendapatkan anamnesis atau diagnosa keluhan awal dari perawat mata (dan ini bisa memberikan keluhan secara umum)
– Melakukan tes buta warna sesuai kebutuhan atau pilihan pasien (beberapa klinik mata atau poli mata menyediakan beberapa jenis tes buta warna)
– Bisa melakukan konsultasi dokter mata
– Melakukan pemeriksaan mata dasar (bukan hanya tes buta warna, sehingga pasien justru dapat mengetahui keluhan atau penyakit mata lain yang mungkin saja bisa terjadi)
– Lebih detail dengan proses yang cukup lama (karena membutuhkan pemeriksaan dengan beberapa alat diagnosa khusus mata)

Tes Buta Warna di Klinik Umum

– Pada umumnya tes buta warna menggunakan tes Ishihara
– Dilakukan perawat atau dokter umum
– Tanpa pemeriksaan mata dasar
– Proses singkat (karena hanya tes buta warna saja)

Meski ada perbedaan yang didapat dalam segi fasilitas, namuan melakukan tes buta warna di klinik mata maupun klinik umum, Anda akan tetap mendapatkan surat keterangan. Surat keterangan buta warna dari kedua tempat ini bersifat sah dan diakui oleh berbagai instansi, Jadi, jangan takut dan ragu!

Biaya

Dalam hal biaya tentunya berbeda! Karena klinik mata memiliki pemeriksaan yang lebih detail, maka biaya yang dikeluarkanpun menjadi lebih mahal. Meski demikian, banyak dari masyarakat yang memilih klinik mata atau poli mata untuk melakukan tes buta warna.

Untuk tes buta warna di Klinik Umum, Anda hanya membutuhkan biaya Rp. 30 Ribu s.d Rp. 50 Ribu. Biaya ini, Dokter Mata perkirakan sebagai rata-rata biaya yang terpantau di pulau Jawa.

Kemudian, untuk klinik mata atau poli mata, Anda dapat melakukan tes buta warna dengan perkiraan biaya mulai Rp. 80 Ribu s.d Rp. 200 Ribu. Biaya ini bergantung pula dengan lokasi dan jenis layanan yang Anda pilih.

Namun, ada pula beberapa klinik mata atau poli mata yang menyediakan harga khusus untuk tes buta warna dengan fasilitas yang sama. Tentunya ini bisa mempengaruhi pasien untuk memilih tempat tes buta warna, banyak pasien yang memanfaatkan ini.

Report Perbedaan Tes Buta Warna di Klinik Mata dan Umum