Sebuah perusahaan rental mobil jogja murah besar yang memadukan dengan Uber sebagai mitra kendaraan otonom membuat banyak akal. Rental mobil telah membuat investasi senilai 500 juta sewa mobil sebagai lindung nilai terhadap masa depan kendaraan otonom.
Ketika banyak pelancong bisnis turun dari pesawat, mereka melewati taksi atau bus sopir dan menuju ke loket rental mobil jogja murah. Dan counter sewa mobil itu terlihat sangat berbeda akhir-akhir ini. Sementara bertahan seperti rental mobil tetap umum, seluruh batch pemain baru mengguncang dunia perjalanan bisnis. Perusahaan berbagi sewa mobil seperti cargo, Alphard Car dan Enterprise yang menawarkan rencana keanggotaan dan biaya untuk penggunaan rental mobil jogja per jam-telah menjadi umum di banyak kota dan bahkan mulai memperluas jangkauan mereka di sekitar bandara dan stasiun kereta.
Beberapa startups rental mobil murah bahkan mulai mengawasi ruang bandara secara eksklusif. Silvercar, yang hadir di 10 bandara di seluruh wilayah, telah mengambil strategi pertama untuk pemesanan mobil, yang memungkinkan pelanggan untuk mengambil sewa mobil - dalam semua kasus, sebuah Audi A4 - bahkan tanpa berbicara dengan petugas. Asosiasi Perjalanan Bisnis Global (GBTA) percaya bahwa peluang tersebut sudah matang bagi perusahaan berbagi-mobil untuk melihat pertumbuhan dari pasar travel bisnis.
Sebuah studi yang dikeluarkan oleh GBTA Foundation pada bulan Juli menemukan bahwa bentuk transportasi darat yang paling populer bagi pelancong bisnis tetap merupakan mobil sewaan, dengan 36 persen responden memilih kendaraan mereka sendiri. Sementara itu, taksi (digunakan oleh 24 persen responden) dan transportasi pengemudi rental mobil jogja murah juga tetap berada di depan ride sharing, yang disukai oleh 11 persen responden.
